Foto Bersama Kepala Kemenag Kota Singkawang (Drs. H. Muhlis, M.Pd)
 dan Kadisdikbud Kota Singkawang (H. Asmadi, S.Pd., M.Si), Ketua IGI Kota Singkawang (Alkindi, S.Pd),           
 Ketua Jaringan Sekolah Digital Indonesia Kota Singkawang (Agung Rosyadi, S.Pd., M.Pd) 

Serta Peserta Workshop Guru Agama Se-Kota Singkawang


New Time Singkawang Hebat - Kemenag Kota Singkawang dan Disdikbud Kota Singkawang berkolaborasi dalam meningkatkan kompetensi profesional guru agama tahun 2022. Kadisdikbud Kota Singkawang (H. Asmadi, S.Pd., M.Si) memberikan kata sambutan di Kemenag Kota Singkawang dalam Workshop Meningkatkan Profesi Guru Agama Dan Bidang IT. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada tanggal 30 juni 2022 pada hari Kamis jam 08.00 sampai jam 14.30 di Aula Kantor Kemenag Kota Singkawang.  Dalam kegiatan ini beliau sharing ilmu tentang mengenai Merdeka belajar yaitu kurikulum Merdeka belajar.

Salam kata sambutan tersebut beliau mengutarakan tentang peningkatan kompetensi guru di bidang IT dan sekaligus membahas tentang dinamika - dinamika guru honor yang ada di kota Singkawang.

Dalam  workshop ini beliau memaparkan pengertian dari kurikulum Merdeka belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan pembelajaran. Inti dari kurikulum mereka belajar adalah pertama siswa kedua siswa ketiga siswa semua berpihak kepada siswa atau menomorsatukan siswa dan setiap keputusan berpihak kepada siswa atau murid, menurut Asmadi.

Jadi kurikulum merdeka belajar bagaimana menjadikan siswa kita warga kita menjadi bahagia. Kalau warga sekolah bahagia dari guru dan tenaga kependidikan, siswa, paguyuban, komite semua orang-orang yang ada disekitar kita bahagia maka didapatlah nuansa merdeka belajar yang bisa tercipta dan terbangun secara keharmonisan.

Guru harus menciptakan iklim suasana kondisi sekolah menjadi sekolah yang bahagia dan enjoy. Pembelajaran pun harus bersifat bahagia jadi di dalam Kurikulum Merdeka ini tugas kita sebagai guru harus menggali secara maksimal potensi yang ada pada siswa .Di dalam Kurikulum Merdeka ini tidak ada lagi guru menghukum siswa mencubit siswa memukul siswa tetapi guru harus lebih menyenangkan di dalam pembelajaran. Jadi intinya bapak Ibu di dalam kurikulum medeka belajar ini jangan sampailah anak itu merasa tertekan merasa takut ada anak merasa dibully diperas apalagi tindakan-tindakan asusila di sekolah.

Sharing Ilmu yang bermanfaat Merdeka Belajar dari Kadisdikbud Kota Singkawang 
(H. Asmadi, S.Pd., M.Si) kepada Guru Agama Se-Kota Singkawang


Kedua dari prinsip kurikulum Merdeka ini adalah lingkungan sekolah yang menyenangkan. Di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang terdapat program yang sangat aktif kreatif inovatif produktif dan menyenangkan yaitu 7 langkah gerakan sekolah menyenangkan dimasa pandemi, di mana sekolah-sekolah dituntut untuk menampilkan hal-hal yang bersifat positif untuk dunia pendidikan di dalam pembelajaran. Di dalam 7 langkah gerakan sekolah menyenangkan ini diharapkan ruang-ruang kelas yang menyenangkan terdapat pesan-pesan pembelajaran tulisan-tulisan yang menggugah menginspirasi siswa sehingga siswa dapat merasa sentuh dan terus untuk meningkatkan prestasi dan hasil belajar, guru-guru yang menyenangkan, siswa yang menyenangkan sehingga komunitas pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan secara maksimal sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Untuk mewujudkan lingkungan yang menyenangkan ini tergantung terhadap kreativitas inovatif inspirasi dari wali kelas dan guru-guru yang belajar di sekolah tersebut. Oleh sebab itu guru mesti dituntut inovasi kreatif inspirasi dan terus produktif jadi marilah kita berlomba-lomba dalam meningkatkan sekolah yang menyenangkan. Untuk menciptakan sekolah yang menyenangkan kepala sekolah harus inovasi dan kreatif untuk membuat sekolah lebih maju ke depan sehingga sekolah menjadi sekolah merdeka belajar.

Baik buruknya senang tidaknya susah tidaknya yang terdapat di ruang kelas bapak Ibu tergantung dari tingkat inovasi guru di dalam pembelajaran.

Prinsip yang ketiga di dalam kurikulum Merdeka ini budaya di sekolah. Jadi di dalam budaya sekolah ini kita menemukan sikap budaya sikap berbagi sikap memiliki untuk bersama-sama mengembangkan budaya dan kearifan lokal.

Di dalam budaya di sekolah banyak terdapat kegiatan-kegiatan yang sangat bersifat positif untuk membangun kompetensi siswa memahami dan mengamati tentang budaya yang ada di sekolah seperti lomba-lomba tradisional, lomba-lomba keagamaan seperti lomba azan, sholat berjamaah bagiyang beragama Islam dan lomba-lomba yang bersifat sosial.

Untuk agama lain silakan disesuaikan sesuai dengan agamanya dalam menjalankan ibadah kegiatan maupun kegiatan budaya yang bersifat pembelajaran yang menuntut spiritual maupun sosial.

Dalam rangka budaya sekolah wajib menjadikan sekolah berbudaya profil Pancasila. Budaya belajar diharapkan jangan sampai ada anak sekolah kita putus sekolah, anak tetangga putus sekolah inilah yang harus kita jaga di dalam budaya belajar.

Adapun yang  keempat adalah hasil belajar. Hasil belajar diharapkan setiap tahun meningkat dengan metode problem solving yang mana guru diharapkan dapat menggali pembelajaran di kelas sehingga membuat siswa lebih aktif inovatif produktif dan menyenangkan dan tujuan dari pembayaran ini menjadikan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menciptakan siswa profil pancasila. Pelajar Pancasila yang cerdas dan berkarakter adalah pelajar yang mandiri bernalar kritis, kreatif, gotong royong, berkebhinekaan, global dan termuat profil-profil Pancasila.

Ing Ngarso Sung Tulodo artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang

Jadi kita sebagai seorang guru harus menjadi dapat membangkitkan semangat kebangsaan, spirit, motivasi agar siswa-siswi kita di dalam kelas, di dalam proses pembelajaran marasa senang, aktif, kreatif inovatif dan produktif sehingga ciptakan pembelajaran yang sangat-sangat menyenangkan.

Dalam rangka mewujudkan Profil Pancasila peran guru tetap yang utama adalah menanamkan konsep wawasan keagamaan ditambah dengan wawasan kebangsaan empat pilar kebangsaan itulah hal yang paling penting kita sinkronkan menurut Asmadi.

Di harapan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, mulai sekarang kita harus cepat tergerak, bergerak dan menggerakansehingga sapat  membuat perubahan – perubahan di dunia pendidikan Kota Singkawang supaya dan kedepanya taraf pendidikan di Kota Singkawang harus meningkat dan menjadi nomor satu di Kalbar.

Narasumber Kadisdikbud Kota Singkawang 
(H. Asmadi, S.Pd., M.Si)


Peserta Workshop Guru Agama Se-Kota Singkawang


Pengawas Kemenag Kota Singkawang


Guru Lintas Agama yang Tolerasi dan Harmonis



Bergerak Serentak 
Mewujudkan SDM Unggul 
Singkawang Hebat